Sunday, September 26, 2010

TUTORIAL MICROSOFT PROJECT 2010


microsoft-office-project-professional-2010-64bit-activation-product-key images image

Halo teman-teman….HappySudah pernah mencicipi fitur-fitur terbaru dari Senjata Microsoft Office Project terbaru ?. Kalau belum ataupun sudah tapi masih merasa asing dengan Tampilannya, silahkan baca ulasan dibawah ini…hehehehe

Fitur Baru
Jika Teman-teman meng-upgrade ke Project 2010 dari versi sebelumnya, teman-teman mungkin akan sangat tertarik untuk mengetahui perbedaan antara versi lama dan baru dan pengaruh perubahan tersebut terhadap kinerja teman-teman.

Berikut adalah beberapa daftar perbedaan fitur terbaru yang akan teman-teman rasakan (tergantung dari Versi MS Project mana anda mengupgrade).

Jika Anda Upgrade dari Project 2007 :
Jika Anda telah menggunakan Project 2007, Anda mungkin bertanya-tanya apa fitur baru dan
perubahan interface Microsoft telah ditambahkan ke aplikasi desktop manajemen proyek.
Daftar fitur baru :

  • The Microsoft Office Fluent interface (the “ribbon”). Pengguna tidak lagi ditakutkan dengan banyaknya menu, submenu dan  kotak dialog khasnya Office 2003. UI (User Interface) baru ini mengatur semua menu, sub menu, perintah dalam sistem menu ribon yang membuat kita merasakan pengalaman bekerja yang lebih menyenangkan. Susunan menunya lebih cepat diakses dari tab di bagian atas jendela program.

  • The Backstage view; Akhirnya semua tool yang Anda butuhkan untuk bekerja dengan file Anda diakses dari satu lokasi.

  • Manually scheduled tasks, memulai task baru dengan informasi dalam bentuk apapun (numerik atau teks) yang mungkin anda punyai dan tidak perlu khawatir dengan automatic Scheduling sampai andai siap dengan data-data tersebut. Taks yang dijadwalan Manual tidak akan dipengaruhi oleh perubahan dalam durasi, tanggal Mulai atau Finish, atau hal lain yang dapat menyebabkan Anda harus menjadwalkan ulang proyek. Anda dapat berpindah dari indivudual task atau seluruh Rencana Proyek dari Penjadwalan Manual ke penjadwalan otomatis.

  • Timeline view; anda dapat membuat kilasan tampilan visuial, diantaranya ringkasan kegiatan, kegiatan dan milestone yang anda kehendaki. Anda dapat dengan mudah menyalin time line view dalam bentuk gambar dan menempelkannya pada aplikasi lain.

  • Better pasting to Excel and Word; anda dapat melakukan kopi paste data proyek kedalam Word atau excel dan tetap mempertahankan judul kolom dan garis besar struktur data proyek.

  • Customizable ribbon; Anda dapat mengkostumise tab-tab menu ribon sesuai dengan keinginan anda, meliputi mengubah nama menunya, menyusun sub menu didalamnya ataupun membuat menu baru.

  • Custom fields; ketik saja data numerik, tanggal atau teks dalam cel tabel dan program akan otomatis mengidentifikasi tipe data yang anda masukan.

  • AutoFilter improvements : seperti Auto filtering pada Excel, kita dapat menyortir dan mengelompokan data dengan cara mengklik dropdown arrow pada bagian atas kolom bersangkutan.

  • Save as PDF or XPS ; Membuat dokumen PDF atau XPS format langsung dari Proyek.

  • Team Planner view (Project Professional saja) memungkinan kita merevisi suatu kegiatan dari suatu sumberdaya lain hanya dengan cara mendragnya kedalam Team Planner View.

  • Inactivate tasks (Project Professional saja) : Nonaktifkan (jangan dihapus) suatu kegiatan dalam rangkaian kegiatan proyek tanpa mempengaruhi seluruh penjadwalan. Kemudian anda dapat mengaktifkannya kembali jika dibutuhkan.

  • SharePoint Task List integration (Project Professional saja) Mempublikasikan dan sinkronisasi kegiatan Proyek dengan Microsoft SharePoint yang disebut Daftar kegiatan Proyek.
    Screenshoot Ribon menu MS Project 2010
    image

Jika Anda Upgrade dari Proyek 2003

Selain fitur-fitur yang tercantum dalam bagian sebelumnya, jika Anda melakukan upgrade dari MS Project 2003, Anda akan menemukan fitur yang juga diperkenalkan di MS Project 2007, termasuk fitur baru dan beberapa perbaikan, termasuk berikut ini:
  • Visual reports; Mengekspor kegiatan Proyek, sumber daya, atau rincian kegiatan ke Excel atau Visio sangat terstruktur dalam format grafis.
  • Change highlighting; menandai setiap perubahan yang dilakukan sepanjang waktu perencanaan proyek segera ketika anda melakukan perubahan terhadap kegiatan, sumberdaya atau rincian kegiatan.
  • Cost resources; fiture khusus ini sumberdaya ini untuk memperkaya jenis-jenis biaya tambahan, seperti biaya perjalanan atau hiburan. Biaya tambahan ini tidak berpengaruh terhadap perencanaan kegiatan yang telah dilakukan.
  • Multi-level Undo; mengembalikan kita ke suatu kumpulan pekerjaaan sejenis (yang ingin diperbaiki) berdasarkan jenisnya sesuai dengan keinginan kita.
  • Calendar working time exceptions; tidak hanya merekam tanggal, tetapi juga memberikan penjelasan sumberdaya atau pengecualian dalam kalender/waktu kerja proyek.

Demikian beberapa fitur yang dapat saya jelaskan…

Tertarik untuk Mengetahui atau belajar lebih dalam tentang Microsoft Project 2010..????


Anda beruntung karena saya mempunyai e-booknya yang akan saya bagikan gratis jika ada yang kepingin sungguh-sungguh belajar MS Project. Buku ini disusun langsung oleh Carl Chatfield dan Tim Johnson. Mereka adalah Principal Content Project Manager) di Microsoft Corporation. Buku ini dijual di www.scribd.com dan situs e-book lain dengan nilai sekitar 33 USD…(woooow,,kalau diRupiahkan,,lumayan juga ya…hehehehehe..)

Dibawah ini saya tampilkan beberapa halaman screenshoot buku tersebut :

Screenshoot buku :

STEP BY STEP MICROSOFT OFFICE PROJECT 2010 image

image

image image

image

image

image

image

image

image

Anda tertarik ingin memiliki ebook Tutorial MS Project 2010 yang tercanggih ini…???, silahkan Klik Icon dibawah!

Download ebook Tutorial MS Project
Klik to Download ebook tutorial MS Project 2010

Friday, September 24, 2010

Cara Memutar Frame Pada SAP2000

 

Dalam halaman ini, saya akan menunjukan cara memutar Frame pada Program SAP2000

Katakanlah kita mempunyai model 3D frame, seperti seperti pada gambar dibawah ini :







imageimage

 

Sekarang lihat kolom yang saya lingkari pakai warna putih pada gambar diatas.

Ukuran Kolom diatas adalah 15/40

Untuk menyesuaikan dengan bentuk denah dan pertimbangan tertentu dari segi arsitektural, maka kolom as 1-C dan as 1-D (yang saya lingkari dengan Warna putih pada gambar diatas) harus diubah arah hadapnya.

ilustrasinya seperti pada gambar dibawah ini :

image

Nah…untuk kebutuhan analisa struktur (SAP), tentunya kolom tersebut harus diputar  arah hadapnya, supaya dapat diketahui apakah dengan memutar arah hadap kolom tersebut nantinya malah membuat struktur kolom di lantai 1 tidak stabil dan membuat desain tulangan menjadi boros ataukah malah sebaliknya?

Caranya seperti ini :





          1. Pilih frame yang Pilih frame yang dimaksud (dalam hal ini frame kolom LT 1 dan LT 2). Frame yang terpilih atau terseleksi ditandai dengan munculnya garis putus-putus di frame tersebut.

            image

          2. Dari menu pulldown, klik Assign > Frame > Local Axes image

          3. Maka akan keluar kotak dialog “Frame Local Axis”. Pada kotak Angle in Degrees isi dengan nilai 90. Yang artinya frame akan diputar terhadap sumbu lokalnya sejauh 90 derajat. Kemudian klik OKimage Sekarang anda lihat. Kolom sudah berubah arah hadapnya (diputar 900) image image


          Lihat perubahannya :








            Sebelum diputar

            image
            Sesudah diputar

            image


          Tampilan 3D setelah frame diputar :








            Sebelum diputar

            image
            Sesudah diputar

            image


          thats all….hehehehehe….
            Semoga Bermanfaat ya… :)

          Sunday, August 15, 2010

          PERENCANAAN JEMBATAN PRATEGANG

          PERENCANAAN JEMBATAN PRATEGANG


          Data Teknis Perencanaan Jembatan

          a. Jembatan


          Kelas jalan    : kelas 1


          Jumlah jalur    : 2 jalur


          Panjang jembatan    : 40 meter


          Lebar jembatan    : 9 meter


          Lebar lantai kendaraan    : 7 meter


          Tipe gelagar    : balok I


          Tebal Perkerasan    : 5 cm






          Gambar Bentang Jembatan


          b. Trotoir


          Jenis konstruksi    : beton bertulang


          Pipa sandaran    : Circular Hollow Sections D 60.5 mm


          Dimensi tiang sandaran    : 20/15 cm


          Jarak antar tiang    : 2 m


          Mutu beton, f'c    : 30 Mpa


          Mutu baja tulangan, fy    : 240 Mpa (polos)


          Mutu baja pipa sandaran    : 1600 Mpa


          Lebar trotoir    : 100 cm


          Tebal trotoir    : 25 cm


          Balok kerb    : 20/25 cm


          Jenis plat trotoir    : beton tumbuk


          c. Plat lantai kendaraan


          Tebal plat    : 20 cm


          Mutu beton, f'c    : 30 Mpa


          Mutu baja tulangan, fy    : 350 Mpa (ulir)


          d. Gelagar


          Jenis konstruksi    : beton prategang tipe balok I


          Mutu beton, f'c    : 50 Mpa


          Mutu baja tulangan, fy    : 350 Mpa (ulir)


          Tipe tendon & angkur    : Angker hidup VSL tipe Sc


          e. Abutment

          Tinggi Abutment    : 6 meter


          Lebar Abutment    : 11.6 meter


          Tipe Abutment    : Type Kantilever


          Mutu beton, f'c    : 30 Mpa


          Mutu baja tulangan, fy    : 240 Mpa (polos)


          Mutu baja tulangan, fy    : 350 Mpa (ulir)




          Gambar Abutment


          Tegangan Yang Diijinkan (SNI 03 – 2847 – 2002)

          Tegangan Ijin Beton Prategang


          Mutu beton prategang (f'c) 50 Mpa. Tegangan ijin sesuai dengan kondisi gaya pratekan dan tegangan beton pada tahap beban kerja, tidak boleh melampaui nilai berikut:





          1. Keadaan awal, sesaat sesudah penyaluran gaya prategang (sebelum terjadinya kehilangan tegangan) (pasal 20.4.1)


          2. Tegangan serat tekan terluar


          Untuk Gelagar                                                      ~Untuk Plat

          f'b = 0.6 f'c f'b' = 0.6 f'c'

          = 0.6 x 50                                                              = 0.6 x 30

          = 30 Mpa                                                               = 18 Mpa


          ~Untuk Gelagar    ~Untuk Plat





          1. ft = ¼ ft' = ¼


            = ¼ x
            = ¼ x


            = 1.768 Mpa            = 1.369 Mpa




          2. Keadaan akhir, setelah kehilangan gaya prategang (pasal 20.4.2)



            1. Tegangan serat tekan terluar


            ~Untuk Gelagar    ~Untuk Plat


            f'b = 0.45 f'c f'b' = 0.45 f'c'


            = 0.45 x 50            = 0.45 x 30


            = 22.5 Mpa            = 13.5 Mpa






            1. Tegangan serat tarik terluar

              ~Untuk Gelagar    ~Untuk Plat




            ft = ½ ft' = ½


            = ½ x
            = ½ x


            = 3.536 Mpa            = 2.739 Mpa




          3. Mutu beton pada saat penegangan

            f'ci = 0.8 f'c


            = 0.8 x 50


            = 40 Mpa


            Modulus elastisitas beton





            1. Beton prategang f'c = 50 Mpa

              Ec = 4700


              = 4700 x


              = 33234.02 Mpa




            2. Beton konvensional f'c' = 30 Mpa

              Ec' = 4700


              = 4700 x


              = 25742.96 Mpa






          Dimana:    Ec = modulus elastisitas beton prategang (Mpa)


          Ec' = modulus elastisitas beton konvensional (Mpa)


          f'c = mutu beton prategang (Mpa)


          f'c' = mutu beton konvensional (Mpa)





          1. Tegangan Ijin Tendon Prategang


          Digunakan tendon VSL dengan sifat-sifat:

          • Diameter nominal    = 12.5 mm

          • Luas tampang nominal    = 98.7 mm2



          • Beban putus minimum    = 18.75 ton


          = 18750 kg

          = (18750 x 9.81) N


          = 183937.5 N




          • Beban leleh (20%)    = 18750 x 0.8


          = 15000 kg

          = (15000 x 9.81) N


          = 147150 N


          Tegangan putus minimum (fpu)    =

          = 1863.6 Mpa

          Tegangan leleh (fpy)    =

          = 1490.88 Mpa

          Modulus elastisitas (Es)    = 200000 Mpa

          Tegangan tarik pada tendon prategang tidak boleh melampaui:

          1. Akibat gaya pengangkuran tendon


          fp = 0.94 fpy


          = 0.94 x 1490.88


          = 1401.43 Mpa


          Tetapi tidak lebih dari


          fp = 0.80 fpu


          = 0.80 x 1863.6


          = 1490.88 Mpa


          2. Sesaat setelah penyaluran gaya prategang


          fp = 0.82 fpy


          = 0.82 x 1490.88


          = 1222.52 Mpa


          Tetapi tidak lebih dari


          fp = 0.74 fpu


          = 0.74 x 1863.6


          = 1379.06 Mpa


          3. Tendon pasca tarik, pada daerah angkur dan sambungan, segera setelah penyaluran gaya


          fp = 0.70 fpu


          = 0.70 x 1863.6


          = 1304.52 Mpa


          Perencanaan Trotoir dan Plat Lantai

          Perencanaan Trotoir



          Gambar Rencana Trotoir


          Pendimensian Sandaran


          Sandaran direncanakan menumpu pada tiang sandaran dengan bentang 2 m, yang di rencanakan menahan beban merata vertikal sebesar 0.75 kN/m. Direncanakan Sandaran dengan penampang pipa bulat, data sebagai berikut:





          • D (diameter)        = 60.5 mm


          • t (tebal)            = 3.2 mm


          • G (berat)            = 4.52 kg/m


          • W (momen tahanan)    = 7.84 cm3


          • σ (tegangan ijin)    = 1600 kg/cm2


          Pembebanan:


          ~ beban mati (qd) = 4.52 kg/m


          beban ultimate qdu = 4.52 x 1.1    = 5 kg/m


          ~ beban hidup (ql) = 0.75 kN/m = 75 kg/m


          beban ultimate qlu = 75 x 2    = 150 kg/m


          ~ beban ultimate (qu)    = qdu + qlu


          = 5 + 150


          Qu = 155 kg/m



          Gambar Pembebanan & Statika Pada sandaran


          Dari hasi analisa statika dengan mengunakan program STAAD PRO, diperoleh momen maksimum , yaitu sebesar 0.642 kNm.





          • Mmax = 0.642 kNm


          = 6420 kgcm





          • σ =


          =


          = 818.878 kg/cm2 < σ = 1600 kg/cm2


          Jadi, dipakai pipa baja diameter 60.5 mm sebagai sandaran.


          Perencanaan Tiang Sandaran

          Tiang sandaran direncanakan menerima beban terpusat dari sandaran sebesar w x L, yang bekerja horisontal pada ketinggian 0.9 m dari permukaan trotoir. Direncanakan dimensi tiang sandaran dengan lebar 15 cm, dan tinggi 20 cm, dengan asumsi tiang sandaran sebagai balok kantilever.









          Gaya Yang Bekerja Pada Tiang Sandaran


          Pembebanan


          ~ beban mati (pd)





          • berat sendiri tiang (atas/pd1) = 0.15 x 0.2 x 0.65 x 24    = 0.468 kN


          beban ultimate         pd1u = 46.8 x 1.3            = 0.6084 kN





          • berat sendiri tiang (bawah/pd2) = 0.15 x 0.2 x 0.38 x 24 = 0.274 kN


          beban ultimate         pd2u = 27.4 x 1.3            = 0.3562 kN





          • berat 1 pipa sandaran (pd3) = 0.0452 x 2 = 0.0904 kN


          beban ultimate         pd3u = 0.0904x 1.1            = 0.0995 kN


          ~ beban hidup (pl)    = 0.75 kN


          beban ultimate plu = 0.75 x 2 = 1.5 kN


          Momen yang terjadi





          • Mmax = pd1u
            x X2 – pd2u
            x X1 + pd3u
            x X2 + plu
            x 90 + plu
            x 45


          = 0.6084 x 5
          – 0.3562 x 3.6
          + (2 x 0.0995) x 5
          + 1.5 x 90 + 1.5 x 45


          = 205.255 kNcm





          • Vu    = 2 x plu


          = 2 x 1.5 kN = 3000 N


          Perhitungan penulangan


          Data perencanaan:

          b    = 150 mm

          h    = 200 mm

          f'c        = 30 Mpa

          fy     = 240 Mpa

          Direncanakan tulangan pokok Ø 10, sengkang Ø 6

          d    = h – selimut beton – Ø
          sengkang – (½ x Ø Tul. Tarik)

          = 200 – 20 – 6 – (½ x 10)


          = 169 mm


          A. Penulangan lentur

          • Mu    = 205.255 kNcm = 205.255 x 104 Nmm

          • Mn    = = 256.569 x 104 Nmm

          • Rn    = = 0.59888 Mpa

          • m    = = 9.412


          Rasio penulangan keseimbangan (ρb);

          • ρb =


          =

          = 0.0645




          • ρ max = 0.75 x ρb


          = 0.75 x 0.0645 = 0.048375

          • ρ min = = = 0.005834


          Rasio penulangan perlu

          • ρ    =


          =

          = 0.002525


          ρ < ρ min 0.002525 < 0.005834 (digunakan ρ min)




          • As perlu = ρ min
            x b x d


          = 0.005834 x 150 x 150

          = 131.265 mm2


          Digunakan tulangan tarik 2 Ø 10




          • As ada = 2 x ( ¼ x π x Ø 2 )


          = 2 x ( ¼ x π x 102 )

          = 157.08 mm2 > As perlu = 131.265 mm2 ………….( O.K )




          • b min = 2 x selimut beton + 2 x Ø sengkang + n x D Tul. Tarik + (n - 1) x 25


          = 2 x 40 + 2 x 6 + 2 x 10 + ( 2 - 1 ) x 25

          = 137 mm < b = 150 mm ………….( O.K )





          • As' tekan = 20 % x As perlu

            = 0.2 x 131.265 = 26.253 mm2




          Dipakai tulangan 2 Ø 10 mm

          • As' ada = 2 x ( ¼ x π x Ø 2 )


          = 2 x ( ¼ x π x 102 )

          = 157.08 mm2 > As' tekan = 26.253 mm2 ………….( O.K )


          B. Penulangan geser




          • Vc    = 1/6 x

            x b x d


          = 1/6 x

          x 150 x 149

          = 20402.67 N




          • ½ ø Vc    = ½ x 0.6 x 20402.67


          = 6120.8 N > Vu = 1500 N (tidak diperlukan tulangan geser)

          Cukup dipasang sengkang praktis. Digunakan Ø 6 – 150 mm yang dipasang disepanjang tiang.






          Gambar Penulangan Tiang Sandaran

          Perencanaan Kerb

          Kerb direncanakan untuk menahan beban tumbukan arah menyilang sebesar 100 kN, yang bekerja sebagai beban titik. Direncanakan kerb terbuat dari beton bertulang, dengan dimensi lebar 20 cm dan tinggi 25 cm, menggunakan beton dengan mutu f'c 30 Mpa, tulangan baja mutu fy 240 Mpa, yang dipasang 2 Ø 10 pada masing-masing sisinya, dan sengkang Ø 6 – 200 mm sepanjang kerb.



          Gambar Penulangan Kerb


          Perencanaan Plat Lantai

          Plat lantai direncanakan dengan tebal 20 cm yang menumpu pada 5 tumpuan yang menerima beban mati dan terpusat.


          Pembebanan





          • Beban mati




          1. Beban pada plat trotoir


          Beban merata


          ~    berat plat lantai = 0.20 x 1 x 24 = 4.8    kN/m


          beban ultimate    = 4.8        x 1.3            = 6.24    kN/m


          ~    berat plat lantai trotoir = 0.25 x 1 x 23 = 5.75 kN/m


          beban ultimate    = 5.75    x 1.3            = 7.475    kN/m


          ~    berat air hujan = 0.05 x 1 x 10     = 0.5 kN/m


          Beban ultimate    = 0.5        x 1.2            = 0.6    kN/m +


          qd1u = 14.315    kN/m


          Beban terpusat


          pdu = pd1u + pd2u + 2.pd3u


          = 0.6084 + 0.3562
          + (2 x 0.0995)


          = 1.1636 kN





          1. Beban pada plat lantai kendaraan


          ~    berat plat lantai = 0.20 x 1 x 24 = 4.8    kN/m


          beban ultimate    = 4.8        x 1.3            = 6.24    kN/m


          ~    berat aspal = 0.05 x 1 x 22 = 1.1 kN/m


          beban ultimate    = 1.1    x 1.2                = 1.32    kN/m


          ~    berat air hujan = 0.1 x 1 x 10     = 1 kN/m


          beban ultimate    = 1        x 1.2                = 1    kN/m +

          qd2u = 8.56    kN/m





          1. Beban mati tambahan

            Beban mati tambahan berupa pelapisan ulang lapisan aspal dengan tebal 50 mm




          ~    berat aspal = 0.05 x 1 x 22 = 1.1 kN/m


          beban ultimate qd3u = 1.1 x 2 = 2.2     kN/m






          • Beban hidup




          • Beban pada plat trotoir


          Beban merata


          ~    beban pejalan kaki = 5 kPa x 1 m = 5 kN/m


          beban ultimate ql1u = 5 x 2 = 10    kN/m


          Beban terpusat


          plu = 1.5 kN






          • Beban pada plat lantai kendaraan


          #    Faktor beban dinamis (DLA)


          K = 1 + DLA ,


          Faktor beban dinamis untuk truk adalah 0.3 (BMS '92, hal 2-20)


          maka K = 1 + 0.3 = 1.3


          #    Beban truk "T"


          Beban truk "T" sebesar 200 kN, maka tekanan untuk satu roda:


          Pu =


          = = 260 kN





          • Skema pembebanan




          • Kondisi I





          Gambar Skema Pembebanan Kondisi I






          • Kondisi II





          Gambar Skema Pembebanan Kondisi II





          • Kondisi III





          Gambar Skema Pembebanan Kondisi III





          • Kondisi IV

            Gambar Skema Pembebanan Kondisi IV




          • Kondisi V






          Gambar Skema Pembebanan Kondisi V





          • Kondisi VI

            Gambar Skema Pembebanan Kondisi VI



            Penulangan Plat Lantai Kendaraan


            Dari hasi analisa statika dengan mengunakan program STAAD PRO, diperoleh momen maksimum pada kondisi II, yaitu:





            • Mmax tumpuan    = 77.976 kNm


            • Mmax lapangan    = 71.471 kNm






          Data perencanaan:

          f'c    = 30 Mpa

          fy     = 350 Mpa

          Tebal plat (h)    = 200 mm

          Direncanakan tulangan pokok D 16 dan tulangan bagi Ø 10


          Selimut beton = 20 mm


          dx    = h – selimut beton – (1/2 Ø)


          = 200 – 20 – (1/2 x 16)


          = 172 mm


          Untuk perhitungan penulangan, diambil momen termaksimum

          • Mu    = 77.976 kNm = 77.976 x 106 Nmm

          • Mn    = = 97.47 x 106 Nmm

          • Rn    = = 3.2945 Mpa

          • m    = = 13.7255


          Rasio penulangan keseimbangan (ρb);


          • ρb =

            =

            = 0.0391128


          • ρ max = 0.75 x ρb

            = 0.75 x 0.0391128 = 0.02933459


          • ρ min = = = 0.004

            Rasio penulangan perlu


          • ρ    =

            =

            = 0.010115

            ρ > ρ min 0.010115 > 0.004 (digunakan ρ)


          • As perlu = ρ x b x d

            = 0.010115 x 1000 x 172

            = 1739.78 mm2

            Digunakan tulangan pokok D 16 mm

            Perhitungan jarak (S) dan As ada

            • As    = ¼ x π x D2


            = ¼ x π x 162


            = 201.06 mm2



          • S    = = 115.5 mm ≈ 100 mm


          • As ada = = 2010.6 mm2

            Diperoleh As ada > As perlu , maka dipakai tulangan pokok D 16 – 100


          • As tulangan bagi = 20 % x As perlu

            = 0.2 x 1902.89

            = 380.578 mm2

            Dipakai tulangan Ø 10 mm


          • As bagi = ¼ x π x Ø 2

            = ¼ x π x 102

            = 78.54 mm2


          • S    = = 206.37 mm ≈ 200 mm


            • As ada = = 392.7 mm2


            Diperoleh As ada > As perlu , maka dipakai tulangan bagi Ø 10 – 200

            Gambar Penulangan Plat Lantai Kendaraan


            Perencanaan Struktur Gelagar


            Gambar Bagian-bagian Penampang Jembatan

            Desain Penampang Balok


            Perencanaan awal dari dimensi penampang balok dengan suatu rumus pendekatan, yaitu tinggi balok (h) = , dimana L adalah panjang balok = 40 m, maka h = 1.6 – 2.35 m. Direncanakan balok dengan tinggi 1.65 m. Penampang balok seperti pada gambar di bawah ini.




            Gambar Penampang Balok Prategang


            Perhitungan Section Properties


            Penampang Balok Tengah


            • Sebelum komposit






            Tabel Perhitungan Section Properties Balok Tengah Sebelum Komposit

























































            Bag.



            A


            (cm2)



            y


            (cm)



            A x y


            (cm3)



            Momen Inersia 'I'


            (cm4)



            I


            30 x 80 = 2400

            150



            360000


            (1/12 x 80 x 303 + 2400 x 67.52)


            = 11115000

            II


            105 x 40 = 4200

            82.5



            346500


            1/12 x 40 x 1053 = 3858750

            III


            30 x 80 = 2400

            15



            36000


            (1/12 x 80 x 303 + 2400 x 67.52)


            = 11115000

            IV


            2(½ x 20 x 5) = 100

            133.3



            13333.33


            (1/36 x 20 x 53 + 50 x 50.82) x 2


            = 258541.67

            V


            2(½ x 20 x 5) = 100

            31.7



            3166.67


            (1/36 x 20 x 53 + 50 x 50.82) x 2


            = 258541.67



            AP = 9200



            759000



            IP = 26605833.33






            • = = 82.5 cm


            • = 165 – 82.5    = 82.5 cm


            • = = 2891.94 cm2


            • = = 35.05 cm


            • = = 35.05 cm



            • Setelah komposit


            Jarak efektif antar gelagar sebesar 175 cm. Karena mutu beton plat dan balok berbeda, maka lebar efektif plat komposit dengan balok prategang adalah:


            beff
            x n (n adalah rasio perbandingan antara mutu beton, n = 0.77)


            175 x 0.77 = 134.75 cm



            Tabel Perhitungan Section Properties Balok Tengah Setelah Komposit































































            Bag.

            A


            (cm2)



            y


            (cm)



            A x y


            (cm3)



            Momen Inersia 'I'


            (cm4)


            I30 x 80 = 2400

            150



            360000


            (1/12 x 80 x 303 + 2400 x 46.542)


            = 5378927.19
            II105 x 40 = 4200

            82.5



            346500


            (1/12 x 40 x 1053 + 4200 x 20.962)


            = 5703431.54
            III30 x 80 = 2400

            15



            36000


            (1/12 x 80 x 303 + 2400 x 88.462)


            = 18959280.28
            IV2(½ x 20 x 5) = 100

            133.3



            13333.33


            (1/36 x 20 x 53 + 50 x 29.882) x 2


            = 89396.42
            V2(½ x 20 x 5) = 100

            31.7



            3166.67


            (1/36 x 20 x 53 + 50 x 71.792) x 2


            = 515528.9
            VI20 x 134.75 = 2695

            175



            471625


            (1/12 x 134.75 x 203 + 2695 x 71.542)


            = 13883794.43

            Ac = 11895



            1230625



            Ic = 44530358.76






            • = = 103.46 cm


            • = 165 – 103.46     = 81.54 cm


            • = = 3743.62 cm2


            • = = 36.19 cm


            • = = 45.91 cm


            Penampang Balok Ujung



          1. Sebelum komposit





          • Ap = b x h    = 80 x 165        = 13200 cm2


          • Ip = 1/12 x b x h3 = 1/12 x 80 x 1653 = 29947500 cm4


          • = = 82.5 cm


          • = 165 – 82.5    = 82.5 cm



          1. Setelah komposit





          Tabel Perhitungan Section Properties Balok Ujung Setelah Komposit




































          Bag.



          A


          (cm2)



          y


          (cm)



          A x y


          (cm3)



          Momen Inersia 'I'


          (cm4)



          I


          165 x 80 = 13200

          82.5



          1089000


          (1/12 x 80 x 1653 + 13200 x 15.682)


          = 33194287.54

          II


          20 x 134.75 = 2695

          175



          471625


          (1/12 x 134.75 x 203 + 2695 x 76.822)


          = 15992466.2



          Ac = 22415



          1560625



          Ic = 49186753.75






          • = = 98.18 cm


          • = 165 – 98.18     = 86.82 cm


          Pembebanan

          Beban Tetap




          • Akibat berat sendiri balok


          Bj beton    = 25 kN/m3

          Luas penampang (Ap) = 9200 cm2 = 0.92 m2


          qd1 = Bj x Ap


          = 25 x 0.92


          = 23 kN/m




          • Akibat beban mati (plat lantai, lapisan aspal & air hujan)


          Bj beton    = 24 kN/m3

          Bj aspal    = 22 kN/m3


          Bj air    = 10 kN/m3


          Jarak efektif antar gelagar = 175 cm = 1.75 m


          Tebal plat = 20 cm = 0.2 m


          Tebal aspal = 5 cm = 0.05 m


          Tebal air = 10 cm = 0.1 m


          Luas penampang plat (A1) = 1.75 x 0.2 = 0.35 m2


          Luas penampang aspal (A2) = 1.75 x 0.05 = 0.0875 m2


          Luas penampang air (A3) = 1.75 x 0.1 = 0.175 m2


          qd2 = Bj beton x A3 + Bj aspal x A2 + Bj air x A3


          = 24 x 0.35 + 22 x 0.0875 + 10 x 0.175


          = 12.075 kN/m




          • Akibat diafragma


          Bj beton    = 25 kN/m3

          Tebal diafragma (t) = 15 cm = 0.15 m









          Gambar Penampang Diafragma


          Luas penampang (A)    = (135 x 105) – (2 x (AIV + AV))


          = 13975 cm2 = 1.3975 m2


          Pd    = Bj x A x t


          = 25 x 1.3975 x 0.15


          = 5.24 kN


          Beban Lalu Lintas





          1. Beban lajur "D"




          Gambar Penyebaran Beban Lajur

          Beban lajur "D" terdiri dari beban tersebar merata (UDL/Uniformly Distributed Load) yang digabung dengan beban garis (KEL/Knife Edge Load).



          Gambar Beban Yang Bekerja Pada Arah Melintang Jembatan


          a.    Besarnya beban terbagi rata (UDL) tergantung pada panjang total yang dibebani (L).


          L = 40 m > 30 m, maka:


          q    =


          =


          = 7 kPa


          Jarak efektif antar gelagar = 175 cm = 1.75 m, maka beban merata yang bekerja di sepanjang gelagar adalah:


          ql1 = 1.75 x q


          = 1.75 x 7


          = 12.25 kNm


          b.    Beban terpusat P yang ditempatkan tegak lurus arah lalu lintas pada jembatan adalah sebesarnya 44.0 kN/m.


          Faktor Beban Dinamik untuk "KEL" lajur "D", untuk bentang (LE) = 40 m, nilai DLA = 0.4.


          Maka:    K = 1 + DLA


          K = 1 + 0.4 = 1.4


          Jarak efektif antar gelagar = 175 cm = 1.75 m, maka beban terpusat yang bekerja pada gelagar adalah:


          pl1 = 1.75 x P x K


          = 1.75 x 44 x 1.4


          = 107.8 kN





          1. Beban Rem

            Pengaruh percepatan dan pengereman dari lalu lintas diperhitungkan sebagai gaya dalam arah memanjang, dan dianggap bekerja pada permukaan lantai jembatan. Besarnya gaya rem tersebut tergantung dari panjang struktur (L), yaitu untuk L = 40 m ≤ 80 m, gaya rem = 250 kN.





          Gambar Beban Rem Yang Bekerja Pada Arah Memanjang Jembatan


          Aksi Lingkungan



          • Beban angin

            Kendaraan yang sedang berada di atas jembatan, beban garis merata tambahan arah horizontal diterapkan pada permukaan lantai sebesar:




          TEW = 0.0012CW(VW)2 kN/m


          Dimana: Vw    = kecepatan angin rencana = 30 m/det


          Cw    = koefisien Seret = 1.2


          TEW = 0.0012 x 1.2 x 302


          = 1.296 kN/m


          Analisa Statika

          Beban Tetap




          Gambar Diagram Momen dan Gaya Lintang Akibat Berat Sendiri


          1. Akibat berat sendiri



            Reaksi tumpuan:


            RA = RB = ½ x q x L


            = ½ x 23 x 40


            = 460 kN


            Momen & Gaya Lintang pada setiap titik:


            Momen pada titik X dengan jarak setiap 2.0 m;


            Mx = (RA
            x X) – (½ x q x X2)


            Gaya Lintang pada titik X dengan jarak setiap 2.0 m;


            Vx = RA – (q x X)


            Maka:


            Titik A, X = 0 m    MA = 0    kNm


            VA = 460    kN


            Titik 1, X = 2 m    M1 = 874    kNm


            V1 = 414    kN


            Titik 2, X = 4 m    M2 = 1656    kNm


            V2 = 368    kN


            Titik 3, X = 6 m    M3 = 2346    kNm


            V3 = 322    kN


            Titik 4, X = 8 m    M4 = 2944    kNm


            V4 = 276    kN


            Titik 5, X = 10 m    M5 = 3450    kNm


            V5 = 230    kN


            Titik 6, X = 12 m    M6 = 2864    kNm


            V6 = 184    kN


            Titik 7, X = 14 m    M7 = 4186    kNm


            V7 = 138    kN


            Titik 8, X = 16 m    M8 = 4416    kNm


            V8 = 92    kN


            Titik 9, X = 18 m    M9 = 4554    kNm


            V9 = 46    kN


            Titik 10, X = 20 m    M10 = 4600    kNm


            V10 = 0    kN



          2. Akibat beban mati



          VA =241,5 kN                                                                            VB = 241,5 kN



          Gambar Diagram Momen dan Gaya Lintang Akibat Beban Mati


          Reaksi tumpuan:


          RA = RB = ½ x q x L


          = ½ x 12.075 x 40


          = 241.5 kN


          Momen & Gaya Lintang pada setiap titik:


          Momen pada titik X dengan jarak setiap 2.0 m;


          Mx = (RA
          x X) – (½ x q x X2)


          Gaya Lintang pada titik X dengan jarak setiap 2.0 m;


          Vx = RA – (q x X)


          Maka:


          Titik A, X = 0 m    MA = 0    kNm


          VA = 241.5    kN


          Titik 1, X = 2 m    M1 = 458.85    kNm


          V1 = 217.35    kN


          Titik 2, X = 4 m    M2 = 869.4    kNm


          V2 = 193.2    kN


          Titik 3, X = 6 m    M3 = 1231.65    kNm


          V3 = 169.05    kN


          Titik 4, X = 8 m    M4 = 1545.6    kNm


          V4 = 144.9    kN


          Titik 5, X = 10 m    M5 = 1811.25    kNm


          V5 = 120.75    kN


          Titik 6, X = 12 m    M6 = 2028.6    kNm


          V6 = 96.6    kN


          Titik 7, X = 14 m    M7 = 2197.65    kNm


          V7 = 72.45    kN


          Titik 8, X = 16 m    M8 = 2318.4    kNm


          V8 = 48.3    kN


          Titik 9, X = 18 m    M9 = 2390.85    kNm


          V9 = 24.15    kN


          Titik 10, X = 20 m    M10 = 2415    kNm


          V10 = 0    kN




          Gambar Diagram Momen dan Gaya Lintang Akibat Diafragma

          1. Akibat diafragma


          Reaksi tumpuan:


          RA = RB = ½ x ∑ P


          = ½ x 5.24 x 11


          = 28.823 kN


          Momen & Gaya Lintang pada setiap titik:


          Momen pada titik X dengan jarak setiap 2.0 m;


          Mx = (RA
          x X) – (p x X)


          Gaya Lintang pada titik X dengan jarak setiap 2.0 m;


          Vx = VA – p


          Maka:


          Titik A, X = 0 m


          MA = 0    kNm


          VA = RA = 28.823    kN


          Titik 1, X = 2 m


          M1 = (28.823 x 2) – (5.24 x 2)


          = 47.166    kNm


          V1 = VA = 28.823    kN


          Titik 2, X = 4 m


          M2 = (28. 823 x 4) – (5.24 x 4)


          = 94.331    kNm


          V2 = 28.823 – 5.24


          = 23.583    kN


          Titik 3, X = 6 m


          M3 = (28. 823 x 6) – (5.24 x 6) – (5.24 x 2)


          = 131.016    kNm


          V3 = V2 = 23.583    kN


          Titik 4, X = 8 m


          M4 = (28. 823 x 8) – (5.24 x 8) – (5.24 x 4)


          = 167.7    kNm


          V4 = 23.583 – 5.24


          = 18.342    kN


          Titik 5, X = 10 m


          M5 = (28. 823 x 10) – (5.24 x 10) – (5.24 x 6) – (5.24 x 2)


          = 193.903    kNm


          V5 = V4 = 18.342    kN


          Titik 6, X = 12 m


          M6 = (28. 823 x 12) – (5.24 x 12) – (5.24 x 8) – (5.24 x 4)


          = 220.106    kNm


          V6 = 18.342 – 5.24


          = 13.102    kN


          Titik 7, X = 14 m


          M7 = (28. 823 x 14) – (5.24 x 14) – (5.24 x 10) – (5.24 x 6) – (5.24 x 2)


          = 235.828    kNm


          V7 = V6 = 13.102    kN


          Titik 8, X = 16 m


          M8 = (28. 823 x 16) – (5.24 x 16) – (5.24 x 12) – (5.24 x 8) – (5.24 x 4)


          = 251.55    kNm


          V8 = 13.102– 5.24


          = 7.861    kN


          Titik 9, X = 18 m


          M9 = (28. 823 x 18) – (5.24 x 18) – (5.24 x 14) – (5.24 x 10) – (5.24 x 6) – (5.21 x 2)


          = 256.791    kNm


          V9 = V8 = 7.861    kN


          Titik 10, X = 20 m


          M10 = (28. 823 x 20) – (5.24 x 20) – (5.24 x 16) – (5.24 x 12) – (5.24 x 8) – (5.21 x 4)


          = 262.031    kNm


          V10 = 7.861 – 5.24


          = 2.62    kN


          Beban Lalu Lintas




          • Akibat beban lajur



          Gambar Diagram Garis Pengaruh Momen dan Gaya Lintang Akibat Beban Lajur


          Reaksi tumpuan:


          Reaksi tumpuan terbesar terjadi pada saat beban p berada di atas tumpuan.


          RA = RB = (½ x q x L) + P


          = (½ x 12.25 x 40) + 107.8


          = 352.8 kN


          Mencari ordinat max (Y) & luas garis pengaruh (A):


          Titik A, X = 0 m    YA = 0    m


          AA = 0    m2


          Titik 1, X = 2 m    Y1 = = 1.9    m


          A1 = ½ x 1.9 x 40    = 38    m2


          Titik 2, X = 4 m    Y2 = = 3.6    m


          A2 = ½ x 3.6 x 40    = 72    m2


          Titik 3, X = 6 m     Y3 = = 5.1    m


          A3 = ½ x 5.1 x 40    = 102    m2


          Titik 4, X = 8 m    Y4 = = 6.4    m


          A4 = ½ x 6.4 x 40    = 128    m2


          Titik 5, X = 10 m    Y5 = = 7.5    m


          A5 = ½ x 7.5 x 40    = 150    m2


          Titik 6, X = 12 m    Y6 = = 8.4    m


          A6 = ½ x 8.4 x 40    = 168    m2


          Titik 7, X = 14 m    Y7 = = 9.1    m


          A7 = ½ x 9.1 x 40    = 182    m2


          Titik 8, X = 16 m    Y8 = = 9.6    m


          A8 = ½ x 9.6 x 40    = 192    m2


          Titik 9, X = 18 m    Y9 = = 9.9    m


          A9 = ½ x 9.9 x 40    = 198    m2


          Titik 10, X = 20 m    Y10 = = 10    m


          A10 = ½ x 10 x 40    = 200    m2


          Momen & Gaya Lintang pada setiap titik:


          Momen pada titik X dengan jarak setiap 2.0 m;


          Mx = (Yx
          x P) + (Ax
          x q)


          Gaya Lintang pada titik X dengan jarak setiap 2.0 m;


          Vx = RA – (q x X)


          Maka:


          Titik A, X = 0 m    MA = 0    kNm


          VA = 352.8    kN


          Titik 1, X = 2 m    M1 = 670.32    kNm


          V1 = 328.3    kN


          Titik 2, X = 4 m    M2 = 1270.08    kNm


          V2 = 303.8    kN


          Titik 3, X = 6 m    M3 = 1799.28    kNm


          V3 = 279.3    kN


          Titik 4, X = 8 m    M4 = 2257.92    kNm


          V4 = 254.8    kN


          Titik 5, X = 10 m    M5 = 2646    kNm


          V5 = 230.3    kN


          Titik 6, X = 12 m    M6 = 2963.52    kNm


          V6 = 205.8    kN


          Titik 7, X = 14 m    M7 = 3210.48    kNm


          V7 = 181.3    kN


          Titik 8, X = 16 m    M8 = 3386.88    kNm


          V8 = 156.8    kN


          Titik 9, X = 18 m    M9 = 3492.72    kNm


          V9 = 132.3    kN


          Titik 10, X = 20 m    M10 = 3528    kNm


          V10 = 107.8    kN




          • Beban Rem



          Gambar Diagram Momen Akibat Beban Rem


          Titik tangkap gaya rem dari permukaan lantai adalah 1.8 m.


          Reaksi tumpuan:


          Reaksi (gaya lintang) pada semua titik adalah sama sepanjang jalur


          RA = RB =

          =


          = 16.5 kN


          Momen pada setiap titik:


          Momen pada semua titik adalah sama sepanjang jalur


          Mr = Gaya Rem x (titik tangkap + ya')


          = 250 x (1.8 + 0.8154)


          = 653.857 kNm


          Aksi Lingkungan


          1. Beban Angin






          Gambar Diagram Momen dan Gaya Lintang Akibat Beban Angin



          Reaksi tumpuan:


          RA = RB = ½ x q x L


          = ½ x 1.296 x 40


          = 25.92 kN


          Momen & Gaya Lintang pada setiap titik:


          Momen pada titik X dengan jarak setiap 2.0 m;


          Mx = (RA
          x X) – (½ x q x X2)


          Gaya Lintang pada titik X dengan jarak setiap 2.0 m;


          Vx = RA – (q x X)


          Maka:


          Titik A, X = 0 m    MA = 0    kNm


          VA = 25.92    kN


          Titik 1, X = 2 m    M1 = 49.248    kNm


          V1 = 23.328    kN


          Titik 2, X = 4 m    M2 = 93.312    kNm


          V2 = 20.736    kN


          Titik 3, X = 6 m    M3 = 132.192    kNm


          V3 = 18.144    kN


          Titik 4, X = 8 m    M4 = 165.888    kNm


          V4 = 15.552    kN


          Titik 5, X = 10 m    M5 = 194.4    kNm


          V5 = 12.96    kN


          Titik 6, X = 12 m    M6 = 217.728    kNm


          V6 = 10.368    kN


          Titik 7, X = 14 m    M7 = 235.872    kNm


          V7 = 7.776    kN


          Titik 8, X = 16 m    M8 = 248.832    kNm


          V8 = 5.184    kN


          Titik 9, X = 18 m    M9 = 256.608    kNm


          V9 = 2.592    kN


          Titik 10, X = 20 m    M10 = 259.2    kNm


          V10 = 0    kN






































































































































          Tabel Daftar Kombinasi Gaya Lintang
          Beban

          Berat



          Beban



          Beban



          Beban



          Beban



          Beban



          Sendiri



          Mati



          Diafragma



          Lajur



          Rem



          Angin



          (kN)



          (kN)



          (kN)



          (kN)



          (kN)



          (kN)


          VA

          460



          241.50



          28.823



          352.8



          16.5



          25.920


          V1

          414



          217.35



          28.823



          328.3



          16.5



          23.328


          V2

          368



          193.20



          23.583



          303.8



          16.5



          20.736


          V3

          322



          169.05



          23.583



          279.3



          16.5



          18.144


          V4

          276



          144.90



          18.342



          254.8



          16.5



          15.552


          V5

          230



          120.75



          18.342



          230.3



          16.5



          12.960


          V6

          184



          96.60



          13.102



          205.8



          16.5



          10.368


          V7

          138



          72.45



          13.102



          181.3



          16.5



          7.776


          V8

          92



          48.30



          7.861



          156.8



          16.5



          5.184


          V9

          46



          24.15



          7.861



          132.3



          16.5



          2.592


          V10

          0



          0



          2.620



          107.8



          16.5



          0







































































































































































































          Tabel Daftar Kombinasi Momen


          Momen

          Berat



          Beban



          Beban



          Beban



          Beban



          Beban



          Kombinasi Momen



          Sendiri



          Mati



          Diafragma



          Lajur



          Rem



          Angin



          Seblm komp.



          komposit



          1



          2



          3



          4



          5



          6



          7



          Mo



          MG



          MT



          8



          9



          10





          (2+3+4)



          (5+6+7+9)



          (kNm)



          (kNm)



          (kNm)



          (kNm)



          (kNm)



          (kNm)



          (kNm)



          (kNm)



          (kNm)



          MA



          0



          0



          0



          0



          653.857



          0



          0



          0



          653.857



          M1



          874.000



          458.850



          47.166



          670.320



          653.857



          49.248



          874.000



          1380.016



          2753.440



          M2



          1656.000



          869.400



          94.331



          1270.080



          653.857



          93.312



          1656.000



          2619.731



          4636.980



          M3



          2346.000



          1231.650



          131.016



          1799.280



          653.857



          132.192



          2346.000



          3708.666



          6293.994



          M4



          2944.000



          1545.600



          167.700



          2257.920



          653.857



          165.888



          2944.000



          4657.300



          7734.965



          M5



          3450.000



          1811.250



          193.903



          2646.000



          653.857



          194.400



          3450.000



          5455.153



          8949.410



          M6



          3864.000



          2028.600



          220.106



          2963.520



          653.857



          217.728



          3864.000



          6112.706



          9947.811



          M7



          4186.000



          2197.650



          235.828



          3210.480



          653.857



          235.872



          4186.000



          6619.478



          10719.687



          M8



          4416.000



          2318.400



          251.550



          3386.880



          653.857



          248.832



          4416.000



          6985.950



          11275.519



          M9



          4554.000



          2390.850



          256.791



          3492.720



          653.857



          256.608



          4554.000



          7201.641



          11604.825



          M10



          4600.000



          2415.000



          262.031



          3528.000



          653.857



          259.200



          4600.000



          7277.031



          11718.088





          Perencanaan Perletakan Elastomer

          Dengan menggunakan tabel perkiraan berdasarkan pengalaman, yang tertera pada BMS 1992 bagian 7, direncanakan perletakan elestomer dengan bentuk persegi dan ukuran denah 810 x 810 mm, karena lebar gelagar (b) = 800 mm. Karakteristik dari Elastomer adalah sebagai berikut:





          Gambar Bentuk Denah Perletakan


          Ukuran denah 810 mm





          • Tebal selimut atas dan bawah = 9 mm


          • Tebal pelat baja = 5 mm


          • Tebal karet dalam = 18 mm


          • Tinggi keseluruhan = 92 mm


          • Beban ternilai pada perputaran nol, pada geser maksimum = 7353 kN


          • Beban ternilai pada perputaran maksimum, pada geser maksimum = 3377 kN


          Gaya lintang maksimum yang terjadi pada satu gelagar


          VU = 1718.824 kN < Vperletakan = 3377 kN .....................(O.K)


          Perencanaan Abutment



          Gambar Tampak Melintang Jembatan


          Perhitungan Pembebanan


          Perhitungan Gaya-gaya Akibat Struktur Atas





          • Beban mati




          1. Beban sandaran

            Panjang bentang jembatan    = 40 m


            Berat pipa sandaran     = 4.52 kg/m


            Berat 1 tiang sandaran     = 0.8242 kN

            ~    berat pipa sandaran = 4 x (40 x 4.52) = 723.2 kg    = 7.232    kN


            ~    berat tiang sandaran = 42 x (0.8242)    = 34.6164    kN +




          Pd1 = 41.8484    kN





          1. Beban trotoir

            Panjang bentang jembatan    = 40 m


            Bj beton    = 24 kN/m3


            Bj beton tumbuk    = 23 kN/m3

            Tebal plat trotoir    = 0.25 m

            Lebar plat trotoir    = 0.8 m

            Ukuran balok kerb    = 20/25 cm

            ~    berat plat trotoir = 2 x (40 x 0.25 x 0.8 x 23)    = 368    kN


            ~    berat kerb = 2 x (40 x 0.25 x 0.2 x 24)    = 96    kN +


            Pd2 = 464    kN





            1. Beban plat kendaraan


            Panjang bentang jembatan    = 40 m


            Bj beton    = 24 kN/m3


            Bj Aspal    = 22 kN/m3

            Tebal plat kendaraan    = 20 cm = 0.2 m

            Lebar plat kendaraan    = 7 m

            Tebal lapisan aspal    = 5 cm = 0.05 m

            ~    berat lapisan aspal = 40 x 7 x 0.05 x 22    = 308    kN


            ~    berat plat kendaraan = 40 x 7 x 0.2 x 24    = 1344    kN +


            Pd3
            = 1652    kN





            1. Beban gelagar


            Panjang bentang jembatan    = 40 m


            Bj beton prategang    = 25 kN/m3


            Ap = 9200 cm2 = 0.92 m2

            ~    berat gelagar = 5 x (40 x 0.92 x 25) Pd4 = 4600    kN





            1. Beban diafragma


            Panjang bentang jembatan    = 40 m


            Jarak antar diafragma    = 4 m


            Bj beton prategang    = 25 kN/m3


            A = 1.3975 m2


            t = 0.15 m

            ~    berat diafragma = 44 x (1.3975 x 0.15 x 25) Pd5 = 230.5875kN





            1. Beban mati tambahan


            Beban mati tambahan berupa pelapisan ulang lapisan aspal dengan tebal 50 mm


            ~    berat lapisan aspal = 40 x 7 x 0.05 x 22 Pd6 = 308    kN




          Beban mati total yang bekerja pada abutment


          Rd    =


          =


          = 3648.218 kN





          • Beban hidup


          • Beban sandaran

            Panjang bentang jembatan    = 40 m


            Beban hidup    = 0.75 kN/m

            ~    beban hidup pipa sandaran = 2 x (40 x 0.75) Pl1 = 60    kN




          • Beban trotoir

            Panjang bentang jembatan    = 40 m


            Lebar trotoir    = 1 m

            Beban hidup    = 5 kPa

            ~    beban hidup trotoir = 2 x (40 x 1 x 5) Pl2 = 400    kN






          • Beban plat kendaraan (beban lalu lintas)

            Panjang bentang jembatan    = 40 m


            Lebar plat kendaraan    = 7 m






          Gambar 4.62 Penyebaran Beban Lajur


          Gambar Beban Yang Bekerja Pada Arah Melintang Jembatan


          a.    Besarnya beban terbagi rata (UDL) tergantung pada panjang total yang dibebani (L).


          L = 40 m > 30 m, maka:


          q    =


          =


          = 7 kPa


          ~    beban hidup (UDL) = (40 x 5.5 x 7) x 100% + (40 x 1.5 x 7) x 50%


          Pl3 = 1750    kN


          b.    Beban terpusat P yang ditempatkan tegak lurus arah lalu lintas pada jembatan adalah sebesarnya 44.0 kN/m.


          Faktor Beban Dinamik untuk "KEL" lajur "D", untuk bentang (LE) = 40 m, nilai DLA = 0.4.


          Maka:    K = 1 + DLA


          K = 1 + 0.4 = 1.4


          ~    beban hidup (KEL) = 7 x 44 x 1.4 Pl4 = 431.2    kN





          • Beban air hujan

            Panjang bentang jembatan    = 40 m


            Bj air        = 10 kN/m3


            Lebar plat kendaraan    = 7 m

            Lebar plat trotoir    = 2 x 1 m

            Tebal air pada plat kendaraan    = 10 cm = 0.1 m

            Tebal air pada trotoir    = 5 cm = 0.05 m

            ~    berat air hujan = (40 x 7 x 0.1 x 10) + (40 x 2 x 0.05 x 10)


            Pl5 = 320    kN




          • Beban angin

            Panjang bentang jembatan    = 40 m


            Kendaraan yang sedang berada di atas jembatan, beban garis merata tambahan arah horizontal diterapkan pada permukaan lantai sebesar:


            TEW = 0.0012CW(VW)2 kN/m


            Dimana:    Vw    = kecepatan angin rencana = 30 m/det


            Cw    = koefisien Seret = 1.2


            TEW = 0.0012 x 1.2 x 302


            = 1.296 kN/m


            ~    berat angin = 40 x 1.296 Pl6 = 51.84    kN




          • Beban rem

            Pengaruh percepatan dan pengereman dari lalu lintas diperhitungkan sebagai gaya dalam arah memanjang. Besarnya gaya rem tersebut tergantung dari panjang struktur (L), yaitu untuk L = 40 m ≤ 80 m, gaya rem (Hr = 250 kN).








            Gambar Beban Rem Yang Bekerja Pada Arah Memanjang Jembatan




          • Beban gesekan

            Gaya gesekan antara beton dengan karet elastomer ( f = 0.15 ; PPPJJR 1987)


            Hg    = f x Rd


            = 0.15 x 3648.218


            = 547.2327 kN




          • Beban lalu lintas pada plat injak


            Gambar Beban Lalu Lintas Pada Plat Injak


            Lebar plat kendaraan    = 7 m

            Panjang plat injak    = 2 m

            q        = 1 t/m2 = 100 kN/m2

            ~    beban lalu lintas = 7 x 2 x 100         Pl7 = 1400    kN




          Beban mati total yang bekerja pada abutment


          Rl    =


          =


          = 1722.12 kN


          Hs    = Hr + Hg


          = 250 + 547.2327


          = 797.2327 kN


          Perhitungan Berat Sendiri Abutment


          Direncanakan abutment tipe T terbalik dengan tinggi abutment 6 m, lebar pondasi. 11.6 m




          Gambar Dimensi Penampang Abutment


          Tabel Perhitungan Berat Sendiri Abutment



















































































































































          No

          Bentuk



          P



          T



          L



          Luas (A)



          Volume (V)



          Bj



          Berat



          Jarak (x)



          Momen O





          (m)



          (m)



          (m)



          (m2)



          (m3)



          (kN/m3)



          (kN)



          (m)



          (kNm)


          1persegi

          0.5



          0.25



          10.8



          0.125



          1.35



          24



          32.4



          2.05



          66.420


          2persegi

          0.7



          1.69



          10.8



          1.183



          12.7764



          24



          306.6336



          2.15



          659.262


          3persegi

          1.6



          0.7



          10.8



          1.12



          12.096



          24



          290.304



          1.7



          493.517


          4segitiga

          0.4



          0.25



          10.8



          0.05



          0.54



          24



          12.96



          2.23



          28.901


          5persegi

          1.2



          2.36



          10.8



          2.832



          30.5856



          24



          734.0544



          1.5



          1101.082


          6segitiga

          0.9



          0.4



          11.6



          0.18



          2.088



          24



          50.112



          2.4



          120.269


          7segitiga

          0.9



          0.4



          11.6



          0.18



          2.088



          24



          50.112



          0.6



          30.067


          8persegi

          3



          1



          11.6



          3



          34.8



          24



          835.2



          1.5



          1252.800



          Total



          8.67



          96.324



          2311.776



          3752.317




          Eksentrisitas beban akibat berat sendiri

          e    =

          =

          = 1.623 m

          Maka berat total abutment (W1) = 2311.776 kN, yang bekerja terpusat pada jarak 1.623 m dari titik O.

          Perhitungan Berat Plat Injak dan Wing Wall



          Gambar Dimensi Penampang Plat Injak dan Wing Wall


          Tabel Perhitungan Berat Plat Injak dan Wing Wall



















































































































































          No

          Bentuk



          P



          T



          L



          Luas (A)



          Volume (V)



          Bj



          Berat



          Jarak (x)



          Momen O





          (m)



          (m)



          (m)



          (m2)



          (m3)



          (kN/m3)



          (kN)



          (m)



          (kNm)


          9persegi

          0.2



          0.25



          7



          0.05



          0.35



          24



          8.4



          2.4



          20.160


          10persegi

          2



          0.2



          7



          0.4



          2.8



          24



          67.2



          3.5



          235.200


          11persegi

          2



          2.44



          0.3



          4.88



          1.464



          24



          35.136



          3.5



          122.976


          12segitiga

          0.4



          0.25



          0.3



          0.05



          0.015



          24



          0.36



          2.37



          0.853


          13segitiga

          1.5



          2.36



          0.3



          1.77



          0.531



          24



          12.744



          3.5



          44.604


          14persegi

          0.5



          1.96



          0.3



          0.98



          0.294



          24



          7.056



          2.75



          19.404


          15persegi

          0.4



          1.71



          0.3



          0.684



          0.2052



          24



          4.9248



          2.3



          11.327


          16segitiga

          0.9



          0.4



          0.3



          0.18



          0.054



          24



          1.296



          2.7



          3.499



          Total



          8.994



          5.7132



          137.1168



          458.023




          Eksentrisitas beban akibat berat tanah

          e    =

          =

          = 3.34 m

          Maka berat total plat injak dan wing wall (W2) = 137.1168 kN.

          Perhitungan Berat Tanah



          Gambar Dimensi Penampang Tanah


          Tabel Perhitungan Berat Tanah












































































































          No

          Bentuk



          P



          T



          L



          Luas (A)



          Volume (V)



          Bj



          Berat



          Jarak (x)



          Momen O





          (m)



          (m)



          (m)



          (m2)



          (m3)



          (kN/m3)



          (kN)



          (m)



          (kNm)


          17persegi

          2



          0.6



          11.6



          1.2



          13.92



          17.2



          239.424




          18persegi

          0.5



          4.4



          11.6



          2.2



          51.04



          17.2



          877.888



          2.75



          2414.192


          19segitiga

          0.4



          0.25



          11.6



          0.05



          1.16



          17.2



          19.952



          2.4



          47.885


          20persegi

          0.4



          1.71



          11.6



          0.684



          15.8688



          17.2



          272.943



          2.3



          627.770


          21segitiga

          0.9



          0.4



          11.6



          0.18



          4.176



          17.2



          71.8272



          2.78



          199.680



          Total



          4.314



          86.1648



          1482.035



          3289.526




          Eksentrisitas beban akibat berat tanah

          e    =

          =

          = 2.65 m

          Maka berat total tanah (W3) = 1242.611 kN, yang bekerja terpusat pada jarak 2.65 m dari titik O.

          Perhitungan Beban Gempa


          Wilayah gempa     = wilayah 3 (Gambar 2.15 BMS Bag. 2)


          Kondisi tanah    = tanah cukup padat


          Tinggi kolom abutment    = 6 m


          Lebar kolom abutment    = 1.2 m


          Panjang kolom abutment    = 10.8 m


          Faktor kepentingan (I)    = 1


          Faktor tipe bangunan (S)    = tipe A


          Jumlah sendi plastis (n)    = 1


          Peninjauan gempa arah memanjang, karena dianggap yang paling besar





          • Waktu getar (Tg)


            Dimana: g        =     9.81 m/det2


            WTP = Rd + Rl + P7 + W1 + W2 + W3


            = 3648.218 + 1722.12 + 1400 + 2311.776 + 137.117 + 1242.611


            = 10461.842 kN


            Kp =





            • E = 25742.96 Mpa =25742.96 x 103


            • I = = = 1.5552 m4


            • L = 6 m


            Kp =


            = 556047.936 kN/m


            T    =


            = 0.275 detik




          • Penentuan gaya statik ekivalen rencana, TEQ



          Dimana: Kh = C.S





          • C = 0.18 (Gambar 2.14 BMS Bag. 2 untuk tanah sedang, gempa daerah 3)


          • S = 1.3 F 18 (Tabel 2.14 BMS Bag. 2 hal 51 )



            • F    = 1.25 – 0.025 x 1 = 1.225




          S = 1.3 x 1.225 = 1.5925


          Kh = 0.18 x 1.5925 = 0.28665


          I = 1 (Tabel 2.13 BMS Bag. 2 hal 51 )


          WT = Rd = 3648.218 kN


          TEQ = 0.28665 x 1 x 3648.218


          = 1045.7617 kN


          Gaya gempa bekerja pada pusat massa abutment. Jarak pusat massa abutment dari titik bawah dihitung sebagai berikut:


          Tabel Perhitungan Titik Berat Abutment Arah Sumbu Y





















































































          No



          Bentuk



          Luas (A)



          Jarak (y)



          A . Y







          (m2)



          (m)





          1


          persegi

          0.125



          5.875



          0.734



          2


          persegi

          1.183



          4.905



          5.803



          3


          persegi

          1.12



          3.71



          4.155



          4


          segitiga

          0.05



          3.277



          0.164



          5


          persegi

          5.232



          2.18



          11.406



          6


          segitiga

          0.18



          1.133



          0.204



          7


          segitiga

          0.18



          1.133



          0.204



          8


          persegi

          4.5



          0.5



          2.250


          Total

          12.57



          24.920




          =


          = = 1.98 m


          Perhitungan Tekanan Tanah Aktif



          Gambar Tekanan Tanah Aktif


          Tanah urugkan dipakai tanah timbunan yang dipadatkan, dengan berat jenis (γ) = 17 2 kN/m3 dan diasumsikan sudut geser dalam tanah () = 30°.


          Koefisien tekanan tanah aktif dapat dirumuskan sebagai berikut:


          Ka    = tan2(45 – )


          = tan2(45 – )


          = 0.5774





          1. Tekanan tanah akibat beban lalu lintas di atas plat injak

            Ph1 = q x h3
            x Ka x Lebar abutment


            = 100 x 5.8 x 0.5774 x 11.6


            = 3884.747 kN




          2. Tekanan tanah akibat beban di atas plat injak

            Menurut BMS, beban di atas plat injak dapat diasumsikan sebagai berat tanah timbunan dengan tinggi 600 mm. Maka tekanan tanah


            Ph2 = γ1(tanah)
            x h1
            x (h2 + h3) x Ka x Lebar abutment


            = 17.2 x 0.6 x (0.2
            + 5.8) x 0.5774 x 11.6


            = 414.73 kN




          3. Tekanan tanah akibat plat injak

            Ph3 = γ2(beton)
            x h2
            x h3
            x Ka x Lebar abutment


            = 24 x 0.2 x 5.8 x 0.5774 x 11.6


            = 184.468 kN




          4. Tekanan tanah akibat tekanan tanah di belakang abutment

            Ph4 = ½ x γ3(tanah)
            x h3
            x h3
            x Ka x Lebar abutment


            = ½ x 17.2 x 5.8 x 5.8 x 0.5774 x 11.6


            = 1937.712N




          Gaya – gaya Yang Bekerja Pada Abutment




          Gambar Gaya – gaya Yang Bekerja Pada Abutment





          1. Gaya vertikal (Q)


          Q        = Rd + Rl + P7 + W1 + W2 + W3


          = 3648.218 + 1722.12 + 1400 + 2311.776 + 137.117+ 1482.035


          = 10701.266 kN





          1. Gaya horisontal (H)


          H        = Hs + TEQ + Ph1 + Ph2 + Ph3 + Ph4


          = 797.2327 + 1045.7617 + 3884.747 + 414.73 + 184.468 + 1937.712


          = 8264.652 kN





          1. Momen (M)



          Gambar Gaya – gaya Yang Menyebabkan Momen


          Momen yang terjadi, ditinjau dari titik O. Momen yang tarjadi adalah momen guling dan juga momen penahan akibat berat dari bangunan. Pada perencanaan, diasumsikan pada 2 kondisi, yaitu saat tidak ada beban lalu lintas, dan pada saat lalu lintas penuh.





          1. Pada saat tidak terdapat beban hidup (lalu lintas)


          ~ Momen guling    = TEQ
          x h4 + Ph2 x h1 + Ph3 x h1 + Ph4
          x h2


          = 1045.7617 x 1.98
          + 414.73 x 2.9 + 184.468
          x 2.9


          + 1937.712 x 1.93


          = 13056.428 kNm


          ~ Momen penahan    = Rd x l
          + W1
          x e1 + W3
          x e3


          = 3648.218 x 1.35
          + 2311.776 x 1.623
          + 1242.611 x 2.65


          = 11970.026 kNm


          Maka momen yang bekerja:


          M    = Momen guling – Momen penahan


          = 13056.428– 11970.026


          = 1086.402 kNm





          1. Pada saat beban hidup (lalu lintas) bekerja


          ~ Momen guling    = Hs x h3 + TEQ
          x h4 + Ph1
          x h1 + Ph2 x h1 + Ph3 x h1 + Ph4
          x h2 = 797.2327 x 4.15
          + 1045.7617 x 1.98 + 3884.747 x 2.9


          + 414.73 x 2.9 + 184.468
          x 2.9 + 1937.712 x 1.93


          = 22122.349 kNm


          ~ Momen penahan    = (Rd + Rl) x l
          + P7
          x 3.5 + W1
          x e1 + W3
          x e2


          = (3648.218 + 1722.12) x 1.35
          + 1400 x 3.5 + 2311.776 x 1.623


          + 1242.611 x 2.65


          = 19194.888 kNm


          Maka momen yang bekerja:


          M    = Momen guling – Momen penahan


          = 22122.349 – 19194.888


          = 2927.461 kNm


          Perhitungan Data Tanah


          Abutment berdiri di atas tanah dengan kedalaman 0.5 m dari permukaan tanah. Dari hasil uji sondir, diperoleh data sebagai berikut:





          • perlawanan ujung konus (qc) 27 kg/cm2


          • jumlah hambatan lekat (JHL) 100 kg/cm


          • rasio gesekan (Fr) 2.5 %


          Dari data tanah di atas, dapat dikonversikan menjadi parameter tanah.





          • Konversi dari uji sondir ke jenis tanah

            Dengan menggunakan grafik hubungan antara qc dan Fr pada bagan klasifikasi tanah (JE Bowles, Jilid 1:hal 143), maka dapat diketahui jenis tanahnya. qc = 27 kg/cm2 , Fr = 2.5 % maka jenis tanahnya adalah lanau berpasir dan lanau. Dapat didiskripsikan tanah pada dasar telapak abutment adalah jenis tanah lempung glasial kaku. Dengan menggunakan tabel 4.22 (Ralp B. Peck, W. E. Hanson, Thomson H. Trornburn, 1996;21), diperoleh parameter sebagai berikut:





            • porositas (n) = 0.37


            • angka rongga (e) = 0.6


            • kadar air (w) = 22 %


            • berat kering (γd) = 1.7 g/cm3


            • berat jenuh (γsat) = 2.07 g/cm3


            Untuk mencari berat jenis kondisi basah dirumuskan:


            γ    = γd (1 + w)


            = 1.7 (1 + 0.22)


            = 2.07 g/cm3 = 20.7 kN/m3




          • Konversi dari uji sondir ke parameter tanah

            Dari nilai qc dapat dikonversi menjadi nilai SPT menurut rumus Meyerhof
            (Suyono Sosrodarsono & Kazuto Nakazawa, 2000:hal 57)


            qc    = 4 N


            N    =


            = = 6.75


            Setelah mendapat nilai N, dapat dikonversikan menjadi sudut geser dalam. Dari grafik hubungan antara sudut geser dalam () dan nilai N dari pasir,


            ~ = ........................    Oshaki


            =


            = 26.62°


            ~ = ........................    Dunham


            =


            = 34°


            ~ = ........................    Meyerhoff


            =


            = 29°


            ~ = ........................    Peck


            =


            = 24°


            Maka diambil nilai sudut geser dalam yang terkecil, yaitu = 24°.


            qc    = 14 Cu


            Cu    =


            = = 1.93 kg/cm2




          Kontrol Stabilitas





          1. Terhadap Daya Dukung Vertikal

            (Suyono Sosrodarsono & Kazuto Nakazawa, 2000:hal 33)


            qult = α . c . Nc + β . γ . B . Nγ + γ . Df . Nq


            Dimana:    B    = 3 m


            L    = 6 m


            Df    = 0.5 m


            α    = 1 + 0.3 (B/L)


            = 1 + 0.3 (3/6)


            = 1.15


            β    = 0.5 – 0.1 (B/L)


            = 0.5 – 0.1 (3/6)


            = 0.45


            c     = 1.93 kg/cm2


            γ    = 20.7 kN/m3


            Dari tabel Koefisien daya dukung Ohsaki, dengan = 24° diperoleh nilai: (Suyono Sosrodarsono & Kazuto Nakazawa, 2000:hal 33)


            Nc    = 9.5


            Nγ    = 1.04


            Nq    = 5.26


            qult = 1.15 x 1.93 x 9.5 + 0.45 x 20.7 x 3 x 1.04 + 20.7 x 0.5 x 5.26


            = 104.589 kN/m2


            ~ menghitung nilai e :


            e    =


            =


            = 1.014 m > B/6 = 0.5 m



            ~ maka:


            qmax =


            =


            = 7339.69 kN/m2


            Sf    =


            =


            = 0.014 < 2.5 ……………….(Tidak Aman)




          2. Terhadap Daya Dukung Horisontal (Geser)

            (Suyono Sosrodarsono & Kazuto Nakazawa, 2000:hal 87)


            Hu    = CB . A' + V . tan B


            Dimana:    CB = 0 (kohesi tanah dengan beton)


            A    = B x L


            = 3 x 11.6 = 34.8




          V    = Rd + W1 + W2 + W3


          = 3648.218 + 2311.776 + 137.117+ 1482.035


          = 7579.146 kN


          B = ⅔


          = ⅔ x 24°


          = 16°


          Hu    = 0 x 34.8 + 7579.146 x tan 16°


          = 2173.285 kN


          H    = 8264.652 kN


          Sf    =


          =


          = 0.26 < 1.5 ……………….(Tidak Aman)





          1. Terhadap Guling

            ~ Kondisi tanpa beban lalu lintas


            Sf    =


            =


            = 0.87 < 1.5 ……………….(Tidak Aman)




          Pondasi telapak tidak memenuhi persyaratan keamanan di atas, maka direncanakan abutment dengan menggunakan pondasi tiang pancang.


          Perencanaan Pondasi Tiang


          Daya Dukung Aksial Tiang Yang Diijinkan


          Untuk menentukan daya dukung tiang pancang dapat ditentukan dengan melihat kemampuan material tiang untuk menahan beban (kapasitas struktural) atau daya dukung tanah dari data-data hasil penyelidikan lapisan dibawah permukaan tanah dari data uji lapangan CPT (sondir mekanis).


          Direncanakan digunakan tiang beton pracetak bulat dengan diameter 50 cm dengan kedalaman 8 m, nilai tahanan konus qc
          = 145 kg/cm2 dan Jumlah hambatan pelekat (JHP) = 2140 kg/cm, maka dapat dicari daya dukung berdasarkan :


          Daya dukung ujung pondasi tiang pancang ditentukan berdasarkan hasil CPT (Metode Schmertmann-Nottingham, 1975).





          1. Daya dukung dari tahanan ujung tiang (Qp)

            Qp =
            x Atiang




          Dimana:    Atiang = 1963.49 cm2


          Nilai qc rata-rata 1D dibawah ujung tiang dan 4 D diatas ujung tiang


          dimana,     1 D = 1 x 50 = 50 cm


          4 D = 4 x 50 = 200 cm


          =


          =


          =


          = 124.8 kg/cm2


          Qp = 80 x 1963.49


          = 245043 kg = 2450.43 kN





          1. Daya dukung dari tahanan selimut tiang (Qs)

            Qs = Ktiang
            x Fs




          Dimana:    Ktiang = Keliling tiang pancang


          = π x D 2


          = π x 50 2


          = 157.08 cm


          Fs         = Jumlah hambatan pelekat pada kedalaman 8 m


          = 2140 kg/cm


          Qs = 157.08 x 2140


          = 336151.2 kg = 3361.51 kN





          1. Daya dukung ijin tiang (Qa)


          Penentuan daya dukung ijin (Qa atau Qall) dilakukan dengan membagi daya dukung ultimit dengan faktor keamanan atau dengan menggunakan anjuran Ir. Sardjono, untuk beban dinamis sebagai berikut :


          Qa = +


          = +


          = 962.27 kN


          Daya Dukung Pondasi Dalam Kelompok


          Dalam penggunaan tiang di lapangan sangat jarang atau hampir tidak pernah tiang pancang dipasang tunggal, salah satu alasan adalah agar diperoleh faktor keamanan (factor of safety) pondasi tiang yang memadai. Pada sekelompok tiang, jika jarak masing-masing tiang cukup besar, maka daya dukung vertikal tiang tiang-tiang ini tidak menimbulkan kesulitan. Tetapi bila jarak antara tiang-tiang mengecil sampai suatu batas-batas tertentu, sekelompok tanah diantara tiang-tiang akan menggabung satu sama lain dan sebagai suatu keseluruhan mampu memperlihatkan kekuatan untuk meretakkan dan daya dukungnya akan berkurang. Dalam menentukan jarak tiang, terlebih dulu mencari jumlah tiang yang diperlukan dalam kelompok berdasarkan beban struktur atas dan daya dukung ultimate tiang.





          • Jumlah tiang dalam kelompok

            n =


            Dimana : Q    = gaya vertikal total = 10701.266 kN



            Qa = 962.27


            n = = 11.12 16 tiang




          • Syarat jarak antar tiang (S)


          S < , atau


          S < (rumus ini melihat dari segi ekonomis)


          S 2.5D


          Dimana :     m = jumlah baris, diambil = 8 buah


          n = jumlah tiang dalam baris, diambil = 2 buah


          D = diameter tiang pancang = 50 cm


          S = jarak antar tiang


          S <


          < 1.45 m


          S <


          < 1.57 m


          S 2.5D


          2.5 x 0.50


          1.25 m



          Diambil jarak antar tiang (S) = 150 cm, dengan susunan sebagai berikut:



          Gambar Penempatan Tiang Pancang Pondasi


          Efisiensi tiang pancang dalam kelompok dapat ditentukan dengan berbagai formuladibawah ini :





          • Formula Converse – Labarre

            =




          Dimana : = arc tan = arc tan = 18.43°


          =


          = 0.72





          • Formula Los Angeles Group


          =


          =


          = 0.78





          • Formula Seiler – Keeney



          =


          dimana s dinyatakan dalam meter.


          =


          = 0.73


          Dari keempat formula diatas, diambil efisiensi yang terkecil yaitu 0.72


          Jadi, daya dukung tiang pancang dalam kelompok :


          Qd =


          = 0.72 x 16 x 962.27


          = 11085.35 kN > Q = 10701.266 kN .......... memenuhi!


          Daya Dukung Lateral Tiang Yang Diijinkan





          • Beban Lateral Tiang Ijin Menurut Metode Broms

            Hu = 9 x Cu
            x B x
            (L – 1.5B)


            Dimana : Cu = Kuat geser tanah


            = (konversi)


            =


            = 1.93 kg/cm2 = 193 kN/m2


            B = Diameter tiang = 50 cm = 0.5 m


            L     = Kedalaman tiang = 8 m


            Hu = 9 x 193 x 0.5 x (8 – 1.5 x 0.5)


            = 6296.625 kN




          • Beban lateral ijin tiang (Qa)

            Penentuan daya dukung lateral ijin dilakukan dengan membagi daya dukung ultimit dengan faktor keamanan sebagai berikut :




          Ha = = = 2098.875 kN


          Qd =


          = 16 x 2098.875


          = 33582 kN > H = 8264.652 kN.......... memenuhi!


          Penjabaran Reaksi Tiang Vertikal


          Setelah daya dukung tiang yang diizinkan diperoleh, lalu dihitung banyaknya tiang yang diperlukan dan pembagian beban ke kepala tiang.


          Perhitungan reaksi pada kepala tiang dilakukan dengan mencari jumlah tiang tiang dan susunan tiang. Bila reaksi yang diperoleh ternyata melebihi daya dukung yang diizinkan, maka harus diperiksa kembali sehingga reaksi yang diperoleh terletak dalam batas harga yang ditentukan.


          Untuk mendapatkan nilai reaksi pada kepala tiang, analisa didasarkan pada teori statis.



          Gambar Gaya Yang Bekerja Pada Tiang Pancang





          • Jumlah tiang dalam satu baris –x


          nx = 8 buah





          • Jumlah tiang dalam satu baris -y


          ny = 2 buah

          Gambar Penomoran Penempatan Tiang Pancang Pondasi


          Data Perencanaan





          • Jumlah tiang     :    16 buah tiang pancang beton.




          • Daya dukung aksial ijin (Qa)    : 962.27 kN


          • Beban total aksial (V)    : 10701.266 kN


          • Momen arah memanjang (M)    : 2927.461 kNm


          • Panjang total tiang    :    8 m




          • Jumlah kwadrat absis-absis tiang pancang :

            = 8 x (1.5)2 + 8 x (-1.5)2 = 36 m2


          • Gaya-gaya vertikal pada tiang :





            = 668.829 ± 81.32 x y

            Untuk perhitungan gaya vertikal tiang no. 1 :

            Qv = 668.829 + 81.32 x y


          = 790.809 kN, untuk perhitungan lainnya dapat dilihat pada tabel dibawah


          Tabel Analisa Gaya Vertikal Tiap Tiang






































































































































          No. tiang



          y







          QV



          (m)



          (kN)



          (kN)



          (kN)



          1



          -1.5



          668.829



          121.98



          790.809



          2



          -1.5



          668.829



          121.98



          790.809



          3



          -1.5



          668.829



          121.98



          790.809



          4



          -1.5



          668.829



          121.98



          790.809



          5



          -1.5



          668.829



          121.98



          790.809



          6



          -1.5



          668.829



          121.98



          790.809



          7



          -1.5



          668.829



          121.98



          790.809



          8



          -1.5



          668.829



          121.98



          790.809



          9



          1.5



          668.829



          121.98



          546.849



          10



          1.5



          668.829



          121.98



          546.849



          11



          1.5



          668.829



          121.98



          546.849



          12



          1.5



          668.829



          121.98



          546.849



          13



          1.5



          668.829



          121.98



          546.849



          14



          1.5



          668.829



          121.98



          546.849



          15



          1.5



          668.829



          121.98



          546.849



          16



          1.5



          668.829



          121.98



          546.849




          Qv max = 790.809 kN < Qa = 962.27 kN ...... Memenuhi!


          Perhitungan Momen Yang Bekerja Pada Poer dan Dinding Abutment


          Momen Pada Poer






          Gambar Gaya Pada Poer


          Momen maksimum pada poer:


          Mmax = 1.6 x Qmax
          x 0.75 x 8 tiang


          = 1.6 x 790.809 x 0.75 x 8 tiang


          = 7591.766 kNm


          Gaya vertikal pada poer:


          Q    = 1.6 x 10701.266


          = 17122.026 kN


          Momen Pada Dinding Abutment





          • Pier Head







          Gambar Gaya Pada Pier Head


          Dimana:    tinggi pier head    = 1.94 m


          lebar abutment    = 10.8 m


          Ka    = 0.5774





          1. Tekanan tanah akibat beban lalu lintas di atas plat injak (q = 100 kN/m2)


          Ph1 = q x (tpier head – 0.2) x Ka x Lebar abutment


          = 100 x 1.74 x 0.5774 x 10.8


          = 1085.05 kN





          1. Tekanan tanah akibat beban di atas plat injak

            Menurut BMS, beban di atas plat injak dapat diasumsikan sebagai berat tanah timbunan dengan tinggi 600 mm. Maka tekanan tanah


            Ph2 = γ1(tanah)
            x ttim. tanah
            x tpier head
            x Ka x Lebar abutment


            = 17.2 x 0.6 x (0.2
            + 1.74) x 0.5774 x 10.8


            = 124.848 kN






          1. Tekanan tanah akibat plat injak

            Ph3 = γ2(beton)
            x 0.2
            x (tpier head – 0.2) x Ka x Lebar abutment




          = 24 x 0.2 x 1.74 x 0.5774 x 10.8


          = 52.082 kN





          1. Tekanan tanah akibat tekanan tanah di belakang abutment

            Ph4 = ½ x γ3(tanah)
            x (tpier head – 0.2) x (tpier head – 0.2) x Ka x Lebar abutment




          = ½ x 17.2 x 1.74 x 1.74 x 0.5774 x 10.8


          = 162.367 kN


          M1 = 1.6 x (Ph1
          x h1 + Ph2 x h1 + Ph3 x h1 + Ph4
          x h2)


          = 1.6 x (1085.05 x 0.845
          + 124.848 x 0.845 + 52.082
          x 0.845 + 162.367


          x 0.563)


          = 1852.458 kNm


          Pha = 1.6 x (Ph1 + Ph2 + Ph3 + Ph4)


          = 1.6 x (1085.05 + 124.848+ 52.082
          + 162.367)


          = 2278.955 kN





          1. Akibat berat sendiri


          Pv1 = 1.2 x tpier head
          x Lebar abutment x Tebal pier head x Bj beton


          = 1.2 x 1.94 x 10.8 x 0.7 x 24


          = 422.393 kN





          1. Akibat beban lalu lintas di atas (q = 100 kN/m2)

            Pv2 = 2 x q x Tebal pier head x Lebar abutment


            = 2 x 100 x 0.7 x 10.8


            = 1512 kN


            V1 = Pv1 + Pv2


            = 422.393 + 1512


            = 1934.393 kN






          • Dinding Longitudinal




          Gambar Gaya Pada Dinding Longitudinal


          Dimana:    tinggi dinding    = 4.4 m


          lebar abutment    = 10.8 m


          Ka    = 0.5774





          1. Tekanan tanah akibat beban lalu lintas di atas plat injak (q = 100 kN/m2)


          Ph1 = q x tdinding
          x Ka x Lebar abutment


          = 100 x 4.4 x 0.5774 x 10.8


          = 2743.805 kN





          1. Tekanan tanah akibat beban di atas plat injak

            Menurut BMS, beban di atas plat injak dapat diasumsikan sebagai berat tanah timbunan dengan tinggi 600 mm. Maka tekanan tanah


            Ph2 = γ1(tanah)
            x ttim. tanah
            x (0.2
            + tdinding) x Ka x Lebar abutment


            = 17.2 x 0.6 x (0.2
            + 4.4) x 0.5774 x 10.8


            = 296.032 kN






          1. Tekanan tanah akibat plat injak

            Ph3 = γ2(beton)
            x 0.2
            x tdinding
            x Ka x Lebar abutment




          = 24 x 0.2 x 4.4 x 0.5774 x 10.8


          = 131.703 kN





          1. Tekanan tanah akibat tekanan tanah di belakang abutment

            Ph4 = ½ x γ3(tanah)
            x tdinding x tdinding x Ka x Lebar abutment




          = ½ x 17.2 x 4.4 x 4.4 x 0.5774 x 10.8


          = 1038.256 kN


          M2 = 1.6 x (Ph1
          x h1 + Ph2 x h1 + Ph3 x h1 + Ph4
          x h2 + TEQ
          x h3 + Hs x h4)


          = 1.6 x (2743.805 x 2.2
          + 296.032 x 2.2 + 131.703
          x 2.2 + 1038.256 x 1.47


          + 1045.7617 x 0.58 + 797.2327 x 2.75)


          = 18084.09 kNm


          Phb = 1.6 x (Ph1 + Ph2 + Ph3 + Ph4 + TEQ + Hs)


          = 1.6 x(2743.805 + 296.032 + 131.703
          + 1038.256 + 1045.7617 + 797.2327)


          = 9684.466 kN





          1. Akibat berat sendiri


          Pv1 = 38.0376 x Bj beton


          = 38.0376 x 24


          = 912.902 kN


          V2 = V1 + 1.2 x Rd + 2 x Rl + 1.2 x Pv1


          = 1934.393 + 1.2 x 3648.218 + 2 x 1722.12 + 1.2 x 912.902


          = 10851.977 kN


          Perhitungan Penulangan Abutment


          Penulangan Poer


          a.    Perhitungan penulangan lentur


          Data perencanaan


          f'c            = 30 Mpa

          fy             = 350 Mpa

          Tebal poer (h)    = 1400 mm

          Lebar poer (bw)    = 11600 mm

          • Mu    = Mmax = 7591.766 kNm = 7591.766 x 106 Nmm


          Direncanakan tulangan D 22

          Selimut beton = 80 mm

          Rasio penulangan keseimbangan (ρb);


          • ρb =

            =

            = 0.0391128


          • ρ max = 0.75 x ρb

            = 0.75 x 0.0391128 = 0.0293346


          • ρ min = = = 0.004

            Dipasang tulangan rangkap dengan tulangan tarik sebanyak 215 D 22 (lapis pertama sebanyak 180 tulangan dan lapis kedua sebanyak 35 tulangan), dan tulangan tekan sebanyak 30 D 22 seperti yang tersusun pada gambar di bawah ini.


            d = h – selimut beton – titik berat tulangan

            Titik berat tulangan (Y)

            Statis momen terhadap serat bawah tulangan

            As x Y        = As lapis 1
            x (½ D tul.) + As lapis 2
            x (½ D tul. + jarak antar tul. + D tul.)

            81761.43 x Y     = 68423.88 x 11 + 13304.64 x (11 + 40 + 22)

            Y    = = 21 mm

            d     = 1400 – 80 – 21

            = 1299 mm

            • As    = 215 x ¼ x π x D2


            = 215 x ¼ x π x 222


            = 81761.43 mm2




            • As'    = 30 x ¼ x π x D2


            = 30 x ¼ x π x 222


            = 11408.57 mm2


            Kontrol rasio penulangan (ρ)


          • ρ =

            = = 0.006136 > ρ min = 0.004 ……….. (O.K)

            Kontrol momen kapasitas (MR)




            maka ; fs' = εs'
            x Es ( Es = 200000 )

            Diasumsikan tulangan tekan belum leleh

            ~ Cs    = As' x fs'

            = 11408.57 x


            = 6845142 – …………… (1)

            ~ Cc    = 0.85 x f'c x a x b

            = 0.85 x 30 x 0.85 X x 11600

            = 251430 X …………………..(2)

            ~ Ts    = As x fy

            = 81761.43 x 350

            = 28616500.5 ……………………...(3)

            ∑ H = 0

            Ts – ( Cc + Cs )    = 0

            28616500.5 – ( 251430 X + 6845142 – ) = 0

            28616500.5 X – ( 251430 X2 + 6845142 X – 622907922 ) = 0

            251430 X2 – 21771358.5 X – 622907922 = 0

            Dengan rumus ABC

            X1.2 =

            =

            X1 = 109.3 mm

            X2 = - 22.7 mm

            Diambil X = 109.3 mm

            a    = 0.85 X

            = 0.85 x 109.3 = 92.9 mm

            ~ Cs    = 6845142 –


            = 6845142 – = 1146076 N


            ~ Cc    = 251430 X


            = 251430 x 109.3 = 27481299 N


            ~ Z1 = d –


            = 1299 – = 1252.55 mm


            ~ Z2 = d – d'


            = 1299 – 91= 1208 mm



            ~ Mn    = Cc x Z1 + Cs x Z2


            = 27481299 x 1252.55 + 1146076 x 1208

            = 35806160000 Nmm = 35806.16 x 106 Nmm

            ~ MR     = ø
            . Mn

            = 0.8 x 31390.301 x 106


            = 28644.93 x 106 Nmm > Mu = 7591.766 x 106 Nmm …… ( O.K )

            Jumlah tulangan bagi diambil secara pendekatan dari 20% tulangan tarik untuk daerah tarik dan 20% tulangan tekan untuk daerah tekan.


            Tulangan bagi daerah tarik (bawah)




          • As tulangan bagi = 20 % x As tarik

            = 0.2 x 81761.43

            = 16352.3 mm2

            Dipakai tulangan D 22 mm

            • As    = ¼ x π x D2


            = ¼ x π x 222


            = 379.9 mm2




          • n    = = 43.04 ≈ 44 buah tulangan

            Maka dipakai tulangan bagi daerah tarik 44 D 22.

            Tulangan bagi daerah tekan (atas)




          • As tulangan bagi = 20 % x As tekan

            = 0.2 x 11408.57

            = 2281.7 mm2

            Dipakai tulangan D 22 mm

            • As    = ¼ x π x D2


            = ¼ x π x 222


            = 379.9 mm2




          • n    = = 6.01 ≈ 7 buah tulangan

            Maka dipakai tulangan bagi daerah tarik 7 D 22.

            Kontrol retak yang terjadi:

            1.    Besaran pembatas distribusi tulangan lentur (SNI 03 – 2847 – 2002 pasal 12.6.4)

            z =

            ~ fs = 0.6 x fy

            = 0.6 x 350 = 210 Mpa

            ~ dc = h – d

            = 1400 – 1299 = 101 mm

            ~ A =

            = = 10898.6 mm

            z =

            = 21682.86 N/mm = 21.68 MN/m < 25 MN/m ......... (O.K)

            2.    Perhitungan lebar retak (SNI 03 – 2847 – 2002 pasal 12.6.4)

            ω =

            ~ β =

            = = 1.085

            ω =

            = 0.259 mm < 0.3 mm ......... (O.K)

            b.    Perhitungan kuat geser poer

            Data perencanaan

            f'c            = 30 Mpa

            Tebal poer (h)    = 1400 mm

            Lebar poer (b)    = 11600 mm

            d             = 1299 mm


            Gambar Penampang Bidang Kritis


            h'    = 11600 mm

            b'    = 1200 + ½ d + ½ d = 2499 mm


            • bo = keliling bidang kritis

              = 2 x (b' + h')

              = 2 x (2499 + 11600)

              = 28198 mm

            • βc = = 9

            • αs = 30


            Nilai Vc ditentukan dari nilai terkecil dari: (SNI 03 – 2847 pasal 13.12 2) (1) b)

            1.    Vc    =

            = = 40868341 N

            2.    Vc    =

            = = 56122787 N

            3.    Vc    =

            = = 66875467 N

            Jadi, kuat geser beton = 40868341 N = 40868.341 kN

            • Tekanan dasar poer


            Pu    =

            = = 0.000492012 kN/mm2

            • Gaya geser total terfaktor yang bekerja pada penampang kritis


            Vu    = Pu x (F – (b' x h'))

            = 0.000492012 x ((11600 x 3000) – (2499 x 11600))

            = 2859.377 kN

            Vn    = Vc

            = 0.6 x 40868.341

            = 24521 kN

            Vn        > Vu


            24521 kN    > 3007.773 kN maka tidak diperlukan tulangan geser




            Gambar Penulangan Poer


            Penulangan Dinding Abutment


            a.    Perhitungan penulangan lentur


            Data perencanaan


            f'c    = 30 Mpa


            fy     = 350 Mpa


            b = 10800 mm


            h        = 1200 mm


            Mu    = 18084.09 kNm


            Pu    = 10851.977 kN


            Direncanakan tulangan D 25, sengkang Ø 16


            d = h – selimut beton – D sengkang – ( ½ x D Tul. Tarik )


            = 1200 – 80 – 16 – ( 1/2 x 25 ) = 1091 mm


            Ag    = b x h = 10800 x 1200 = 12960000 mm2


            Dicoba tulangan 135 D 25

            As = As' = 135 x ( ¼ x π x 252 )

            = 66234.38 mm2

            Ast    =As + As'

            = 132468.75 mm2

            Berdasarkan SNI 03-2847-2002 pasal 12.3.5)(2)

            Pnmax = 0.8[ 0.85 x f'c x ( Ag – Ast ) + fy x Ast ]

            = 0.8[ 0.85 x 30 x (12960000 – 132468.75 ) + 350 x 132468.75 ]

            = 298772887.5 N = 298772.888 kN > Pu ……….( O.K )

            ~ Kontrol kekuatan terhadap momen



            maka ; fs' = εs'
            x Es ( Es = 200000 )


            Diasumsikan tulangan tekan belum leleh


            ~ Cs    = As' x fs'


            = 66234.375 x


            = 39740625 – …………… (1)


            ~ Cc    = 0.85 x f'c x ( a x b – As' )


            = 0.85 x 30 x ( 0.85 X x 10800 – 66234.38 )


            = 234090 X – 1688976.6 …………………..(2)



            ~ Ts    = As x fy


            = 66234.38 x 350


            = 23182033 ……………………...(3)


            ∑ H = 0


            Ts + Pu – ( Cc + Cs )    = 0


            23182033+10851977 – ( 234090 X – 1688976.6 + 39740625 – ) = 0


            23182033 X + 10851977 X – ( 234090 X2 – 1688976.6 X + 39740625 X


            – 4331728125 ) = 0


            234090 X2 + 4017638.4 X – 4331728125 = 0


            Dengan rumus ABC


            X1.2 =


            =


            X1 = 127.7 mm

            X2 = -144.9 mm

            Diambil X = 127.7 mm

            a    = 0.85 X


            = 0.85 x 127.7 = 108.5 mm


            ~ Ts    = 23182033 N


            ~ Cs    = 39740625 –


            = 39740625 – = 5819496.4 N


            ~ Cc    = 234090 X – 1688976.6


            = 234090 x 127.7 – 1688976.6 = 28204316.4 N


            ~ Z1 =


            = = 545.8 mm


            ~ Z2 = Z3 = – d'


            = – 109 = 491 mm


            ~ Mn    = Cc x Z1 + Cs x Z2 + Ts x Z3


            = 28204316.4 x 548.6 + 5819496.4 x 491 + 23182033 x 491

            = 29632256000 Nmm = 29632256 kNmm

            ~ MR     = ø
            . Mn

            = 0.65 x 29632256


            = 19260966 kNmm > Mu = 18084.09 kNmm ………… ( O.K )

            ~ Kontrol ρ


            Berdasarkan SNI 03-2847-2002 pasal 12.9.1)

            Luas tulangan 1% - 8% x Ag


            ρ max = 0.08 ; ρ min = 0.01


            ρ aktual = = 0.01022


            ρ min < ρ akl < ρ max …………….. ( O.K )


            Kontrol retak yang terjadi:

            1.    Besaran pembatas distribusi tulangan lentur (SNI 03 – 2847 – 2002 pasal 12.6.4)

            z =

            ~ fs = 0.6 x fy

            = 0.6 x 350 = 210 Mpa

            ~ dc = h – d

            = 1200 – 1091 = 109 mm

            ~ A =

            = = 17440 mm

            z =

            = 21014.2 N/mm = 21.01 MN/m < 25 MN/m ......... (O.K)

            2.    Perhitungan lebar retak (SNI 03 – 2847 – 2002 pasal 12.6.4)

            ω =

            ~ β =

            = = 1.113

            ω =

            = 0.2573 mm < 0.3 mm ......... (O.K)

            b. Penulangan Geser Pada Dinding Abutment

            Data perencanaan

            f'c    = 30 Mpa

            fy     = 240 Mpa

            b = 10800 cm

            h    = 1200 cm

            Ag    = 12960000 mm2

            d    = 1091 mm

            Vu = 6052.791 kN = 6052791 N


            Pu    = 7391.234 kN = 7391234 N

            ~ Vc =

            =

            = 27420432.6 N

            ~ ½ø Vc    = ½ x 0.6 x 27420432.6

            = 8226129.78 N > Vu = 6052791N ( diperlukan tul. geser praktis )

            ~ Direncanakan sengkang Ø 16 ( 2 kaki )

            Av    = 2 x ( ¼ π x Ø2 ) = 2 x ( ¼ π x 162 ) = 401.92 mm2


            ~ Syarat jarak


          • Smax = 48 x D sengkang

            = 48 x 16 = 768 mm


          • Smax = 16 x D Tul. memanjang

            = 16 x 25 = 400 mm


          • Smax = ukuran terkecil dari sisi abutment

            = 1200 mm

            diambil jarak terkecil S = 400 mm

            Dipasang sengkang Ø 16 – 400 mm di sepanjang abutment

            Gambar Penulangan Dinding Abutment








           
          Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | free samples without surveys